Minggu, 30 Oktober 2011

Apakah Carok termasuk Budaya Madura?

Madura merupakan mutiara terpendam. Istilah itu muncul karena madura banyak menyimpan tempat wisata yang keindahan panorama alam yang masih asli belum terjamah tangan manusia. Secara geografis Madura terletak 5 mil dari surabaya yang dipisahkan oleh selat madura.

Sejarah pulau madura menurut salah satu budayawan madura yaitu berawal dari Seorang Raja Tuban yang memiliki seorang Putri. Putri tersebut bermimpi makan bulan. Keesokan harinya putri tersebut tiba-tiba hamil. Karena Putrinya hamil tanpa suami, Sang Raja pun marah dan menyuruh para pengawalnya untuk membuang Putrinya ke utara laut Tuban. Putri tersebut terdampar di Nepa Sampang Madura dan melahirkan Putra yang bernama Raden Segara.

Suatu ketika datang dua naga besar dari laut kemudian Ibunda Raden Segara memanggil patihnya dengan cara kaki dihentakana ke tanah. Naga berhasil ditaklukkan dan dibanting ke tanah dan berubah menjadi senjata berupa dua Tombak. Yang diberi nama Senang Galeh dan Seale Gureh. Dua tombak tersebut sangat membantu Raden Seagara dalam berperang melawan musuh-musuhnya. Seiring waktu berjalan Raden Segara dan Ibundanya menghilang sejasat-jasatnya tidak ditemukan. Dari cerita diatas dapat disimpulkan bahwa Raden Segara adalah manusia pertama yang datang di pulau Madura.


Setiap pendatang menginjakkan kaki di tanah madura pasti rasa takut itu mnyelimuti diri kita. Karena mendengar Madura pasti identik dengan Carok. Apakah carok termasuk budaya Madura?.
Carok merupakan perselisihan orang madura yang memakai senjata Clurit. Dan carok bukan Budaya Madura tetapi hanya istilah bertengkar saja. Karakter orang Madura Keras dikarenakan nyari kehidupanya susah bagi yang tinggal di daerah pegununggan. Sedangkan yang hidup di daerah pesisir sering makan asin sehingga dapat membentuk pribadi yang berwatak keras.

Carok disebabkan oleh tiga hal yaitu : Perempuan, irigasi disawah dan Niaga. Ketiga tersebut merupakan harga diri orang madura yang harus dijaga. Apabila ada orang yang merebut dari salah satu penyebab itu maka terjadilah carok. Karena orang madura mengatakan"ethembeng pote tulang kathembeng pote mata" dalam bahasa indonesisa "lebih baik putih tulang daripada putih mata" yang artinya lebih baik mati daripada malu. Pada saat carok salah satu ada yang meninggal maka kelak anak atau saudaranya akan membalasnya. Dan pihak dalam keluarga yang paling tidak terima kalau keluarganya yang meninggal adalah seorang Ibu. Jika anaknya tidak mau membalaskan carok maka anaknya akan disuruh memakai Rok miliknya. Masalah carok sebenarnya bisa diselesaikan dengan kekeluargaan.

Powered By Komunitas Blogger Madura | Plat-M

2 komentar:

Wahyu mengatakan...

Lebih keren kalau ada foto ilustrasinya lho!!
hehehe :)

MdarulM mengatakan...

Sepertinya kurang match dengan judulnya sih... :)

Posting Komentar