Selasa, 07 Juni 2011

Aku, Kau dan Dia

Ketika kelas tiga SMA aku sekelas dengan temenku yang bernama Wawan. Katanya anak-anak sekelas Wawan itu orangnya cakep, manies, baik, supel, pinter, pkonya banyak banget kelebihannya dech dibandingkan dengan anak yang lain. Tidak salah kalau aku termasuk orang yang mengagguminya. Setelah lama aku memperhatikan dan mengamati tingkah lakunya diam-diam aku suka kepadanya. Tetapi aku hanya menyimpanya dalam-dalam jauh di lubuk hatiku. Karena kata temen-temen sekelas dia sudah punya pacar, sebut saja Ana.
Wawan dan Ana berpacaran sudah cukuplama hampir satu tahun. Dan tidak mungkin aku memisahkan mereka dimana hati nuraniku sampai tega menyakiti hati seseorang. Meskipun Ana bukan anak sekolahanku tetapi temen-temen sekelasku sudah kenal dan tau siapa ana karena dia sering diajak jalan oleh Wawan bahkan setiap libur sekolah mereka jalan-jalan keluar.
Sebagai pemuja rahasia Wawan aku hanya bisa memberikan perhatian kepadanya. Melalui mencatatkanya, meminjami buku, dan membantunya dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh Bapak/Ibu Guru. Dan aku tidak pernah mengharapkan imbalan darinya ataupun dia suka kepadku. Karena rasa sayangku kepadanya sangat tulus. Sehingga ketika melihat dia bahagia aku juga ikut bahagia meskipun dia tidak berada disampingku, Dan cukup melihat seyuman manisnya hatiku merasa senang dan damai.


Dan sempat aku membuang jauh dari fikiranku karena keadaan yang membuat aku harus melupakanya. Yaitu aku harus kosentrasi terhadap masa depanku. Karena tinggal satu semester aku kan menghadapi UAN. Standar nilai ketentuan pun naik serta mata pelajaranya bertambah banyak dari tahun ajaran yang kemarin.Tetapi rasa sayangku ke Wawan tumbuh lagi setelah dia member aku perhatian melalui sms tiap malam dengan kata-katanya yang puitis. Menjadikanku melayang dan terbuai dengan rayua-rayuannya.
Selain itu dia juga mengatakan bahwa diam-diam memperhatikanku dari belakang karena tempat duduknya waktu dikelas dia tepat berada dibelakangku. Setelah itu dia juga sering mengantar-jemputku berangkat les.Pulang dari les kita sering jalan berdua dan terkadang aku juga sering bolos les gara-gara memilih jalan-jalan sama dia. Ketika jalan denganya htiku merasa bahagia. Dan bersamanya aku merasakan betapa indahnya dunia yang sebenarnya. Ingin rasnya setiap hari bersama denganya tetapi saying itu tidak mungkin terjadi.

Beberapa hari kemudian dia menyatakan cintanya kepadaku. Saat itu aku meminta waktu tiga hari berfikir karena aku sangat bimbang dan bingung sekali. Disatu sisi aku sangat mencintainya jauh sebelum dia mencintaiku. Di sisi lain dia sudah mempunyai Ana sebagai pacarnya. Didalam waktu sesingkat tiga hari aku memanfaatkannya buat mencari informasi tentang hubungan Wawan dengan Ana.
Ternyata mereka masih berhubungan bahkan hubunganya mereka kelihatan sangat mesra. Ketika tiba aku member jawaban atas pernyataan cintanya Wawan. Aku putuskan buat menolak Wawan dan menganggapnya sebagai teman. Meskipun di lubuk hatiku yang terdalam menyesal karena aku juga sangat mencintai Dia. Jujur sebagai seorang wanita aku tidak sanggup untuk menyakiti hati Ana yang tidak bersalah.
Setelah aku memberikan keputusan itu Wawan kelihatan sangat kecewa atas jawabanku. Tetapi aku mencoba meredamnya dengan mengatakan bahwa cinta tidak selalu harus memiliki. Dan ini merupakan jalan terbaik buat kita supaya tidak ada hati yang tersakiti. Setelah itu hubunganku dengan Wawan kembali normal. Kita sering jalan bareng tetapi kita tidak berdua melainkan dengan banyak teman karena hubunganku dengan dia sudah digariskan hanya sebagai teman.

0 komentar:

Posting Komentar